Site icon Konsumenesia

Apa itu Virus Hendra? Kenali Gejala dan Pencegahannya

Ilustrasi gambar: @drew_hays via Unsplash

Masyarakat di seluruh wilayah Indonesia saat ini menyambut baik penurunan angka COVID-19. Pelonggaran aturan mendatangi tempat umum, konser offline dan transportasi sudah dirasa memberikan dampak positif dengan kembalinya ke keadaan normal.

Namun nampaknya masyarakat harus tetap hati-hati dengan kemunculan penyakit baru hepatitis misterius yang banyak menyerang anak-anak dan yang terbaru ramai diberitakan adalah Virus Hendra. Nama ilmiah Hendra Henipavirus, merupakan virus yang dibawa oleh kelelawar yang menyebabkan infeksi mematikan pada kuda dan manusia.

Beberapa wabah virus tersebut dilaporkan terjadi pada kuda-kuda di Australia. Virus Hendra (HeV) adalah anggota famili Paramyxoviridae, genus Henipavirus. HeV pertama kali ditemukan pada tahun 1994 dari spesimen yang diperoleh selama wabah penyakit pernapasan dan neurologis pada kuda dan manusia di Hendra, pinggiran kota Brisbane, Australia.

Walaupun virus ini belum terdeteksi di Indonesia (yang terinfeksi) baik pada hewan maupun manusia, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan karena wilayah yang terjangkit virus ini tidak jauh dari Indonesia yakni Australia.

Gejala yang ditimbulkan pada manusia yang terserang virus Hendra akan muncul 5-12 hari setelah terinfeksi. Gejala yang muncul seperti influensa dan encephalitis.

Selain itu juga pernah dilaporkan gejala klinis yang muncul pada manusia berupa demam, myalgia, dan gangguan pernapasan. Orang terinfeksi karena kontak dengan kuda terinfeksi dapat sembuh sebelum penyakit berkembang sampai muncul gejala encephalitis yang bersifat fatal.

Dilansir dari situs pertanian.go.id. gejala yang disebabkan virus ini tidak boleh disepelekan karena akan menyebabkan demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala dan kelelahan adalah gejala virus Hendra yang ringan dan umum dialami.

Dan untuk penyakit tertentu seperti meningitis atau encephalitis (radang otak) dapat berkembang, menyebabkan sakit kepala, demam tinggi, dan terkadang kejang-kejang hingga koma.

Usahakan hindari kontak dengan hewan kuda dan peternak kuda untuk sementara ini, dan selalu gunakan alat pelindung jika mendekati hewan tersebut.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Untuk menghindari terjadinya infeksi, tetap pada pola hidup yang sehat, bersih, konsumsi makanan bergizi dan matang sempurna, hindari kegiatan perburuan hewan liar dan menghindari kontak dengan hewan maupun peternakan kuda.

Exit mobile version