Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kasus DBD baru saja mengalami kenaikan akhir-akhir ini.
Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan jumlah trombosit secara drastis, yang berisiko menimbulkan perdarahan serius dan komplikasi lainnya. Salah satu alternatif pengobatan yang mulai dikenal adalah penggunaan angkak, atau red yeast rice, yang merupakan produk fermentasi beras dengan jamur Monascus purpureus.
Penurunan jumlah trombosit merupakan masalah utama pada penderita DBD. Angkak telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, termasuk meningkatkan jumlah trombosit.
Beberapa studi menunjukkan bahwa angkak dapat merangsang produksi trombosit. Misalnya, penelitian pada hewan dan uji klinis awal pada manusia menunjukkan bahwa angkak dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah secara signifikan, membantu pasien DBD pulih lebih cepat dari kondisi trombositopenia (penurunan trombosit).
Selain meningkatkan jumlah trombosit, angkak mengandung berbagai nutrisi yang dapat mempercepat pemulihan dari DBD. Kandungan vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif lainnya dalam angkak dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki kerusakan sel akibat infeksi virus dengue.
Hal ini bisa membantu pasien merasa lebih baik dan pulih lebih cepat dari gejala-gejala DBD seperti demam tinggi, nyeri sendi, dan kelelahan.
Adapun, komplikasi serius dari DBD, seperti sindrom syok dengue dan demam berdarah dengue, bisa dicegah dengan menjaga kadar trombosit tetap stabil. Dengan membantu meningkatkan dan menstabilkan jumlah trombosit, angkak dapat mengurangi risiko komplikasi yang mengancam jiwa tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa angkak dapat berperan sebagai terapi tambahan yang efektif untuk mengurangi risiko ini, meskipun masih diperlukan lebih banyak studi untuk memastikan efektivitas jangka panjang dan keamanannya.
Dengan demikian, Angkak menunjukkan potensi yang menjanjikan sebagai terapi tambahan dalam pengobatan DBD, terutama dalam meningkatkan jumlah trombosit dan mempercepat pemulihan.
Disclaimer: Meskipun artikel ini mungkin ditulis oleh profesional di bidang medis, informasi ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Selalu mencari saran dari dokter Anda atau penyedia layanan kesehatan berkualifikasi lainnya atas kondisi medis yang sedang Anda alami. Jangan pernah mengabaikan nasihat medis profesional atau menunda dalam mencarinya karena sesuatu yang telah Anda baca di artikel ini.