Site icon Konsumenesia

Ramai! Selebgram Meninggal seusai Sedot Lemak. Pahami Risiko Prosedurnya

Illustrasi operasi oleh Pexels/Anna Shvets

Baru-baru ini publik diramaikan dengan berita selebgram asal Medan yakni Ella Nanda Sari Hasibuan yang meninggal akibat operasi sedot lemak.

Diketahui klinik kecantikan dimana ia menjalani operasi tersebut terletak di kawasan Beji, Depok. Lalu apakah sedot lemak berbahaya dan memiliki efek samping, hingga dapat sebabkan kematian?

Sedot lemak atau liposuction adalah prosedur bedah kosmetik yang populer, untuk menghilangkan lemak berlebih dari berbagai bagian tubuh seperti perut, paha, lengan, dan wajah yang tidak bisa dihilangkan melalui proses diet dan olahraga.

Prosedur ini biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik bedah yang memiliki fasilitas lengkap, dan dapat dilakukan dengan berbagai teknik.

Meskipun banyak orang yang berhasil mendapatkan penampilan yang diinginkan melalui prosedur ini, penting untuk memahami potensi risiko – termasuk risiko kematian- walaupun hal tersebut jarang terjadi.

Ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kematian akibat sedot lemak.

1. Jumlah Lemak yang Dibuang

Pengangkatan lemak dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko komplikasi. Di banyak negara, batas aman untuk volume lemak yang dapat dihilangkan dalam satu sesi adalah sekitar 5 liter.

2. Kondisi Kesehatan Pasien

Pasien dengan riwayat penyakit jantung, diabetes, atau kondisi medis serius lainnya memiliki risiko lebih tinggi saat menjalani sedot lemak.

3. Keterampilan dan Pengalaman Dokter

Hasil dan risiko sangat bergantung pada keterampilan dokter bedah. Penting untuk memilih dokter yang berpengalaman dan memiliki reputasi baik.

Advertisement. Scroll to continue reading.

4. Prosedur yang Tidak Tepat

Prosedur yang dilakukan di tempat yang tidak memenuhi standar medis atau tanpa pengawasan profesional dapat meningkatkan risiko.

Exit mobile version