Connect with us

Silakan masukkan kata kunci pencarian

KonsumenesiaKonsumenesia

Lifestyle

Playing Victim, Pahami Ciri-ciri “Si Paling Merasa Tersakiti”

Playing victim merupakan kata-kata yang tengah menjadi tren dikalangan netizen X. Lalu seperti apa ciri ciri seseorang yang menjadi playing victim ?

Ilustrasi (T Leish via pexels)

Istilah “playing victim” tengah mencuat di kalangan netizen Indonesia, khususnya di platform X. Sudah lebih dari 12 ribu unggahan yang menggunakan hastag playing victim. Adapun netizen menghubungkannya dengan momen debat calon presiden akhir pekan lalu.

Playing victim sendiri merujuk pada perilaku manipulatif seseorang yang menempatkan dirinya sebagai korban dalam berbagai situasi. Hal ini jika digambarkan mungkin seperti vampir dalam cerita yang mereka mencari kehidupan dengan dramatis dan ketergantungan pada orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin bertemu dengan orang-orang yang cenderung memainkan peran korban dalam berbagai situasi.

Memahami ciri-ciri dari perilaku “playing victim” dapat membantu kita mengenali pola-pola tersebut. Berikut adalah beberapa ciri yang dapat diidentifikasi:

1. Selalu Menyalahkan Orang Lain

Orang yang sering memainkan peran korban cenderung menyalahkan orang lain atas segala masalah yang mereka hadapi. Mereka sulit menerima tanggung jawab atas tindakan atau keputusan mereka sendiri.

2. Tidak Mau Menerima Kritik

Mereka cenderung menjadi defensif atau sikap atau tindakan yang bertujuan untuk melindungi diri sendiri dan sulit menerima kritik. Sebaliknya, mereka lebih suka melemparkan diri mereka sebagai korban yang tidak adil diperlakukan.

3. Cari Perhatian dan Simpati

Orang yang memainkan peran korban sering mencari perhatian dan simpati dari orang lain. Mereka mungkin menceritakan kisah-kisah sulit mereka dengan harapan mendapatkan empati.

4. Tidak Proaktif dalam Mencari Solusi

Meskipun mengeluh tentang masalah, mereka cenderung kurang proaktif dalam mencari solusi. Ini karena lebih mudah bagi mereka untuk terus berada dalam peran korban daripada mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah.

5. Pola Siklus Negatif

Mereka dapat terjebak dalam pola siklus negatif di mana mereka selalu menghadapi masalah serupa, tetapi tidak pernah belajar dari pengalaman tersebut.

Advertisement. Scroll to continue reading.

6. Manipulatif dalam Hubungan

Seringkali, orang yang memainkan peran korban menggunakan peran tersebut sebagai alat manipulasi dalam hubungan interpersonal. Mereka dapat mencoba memanfaatkan simpati orang lain untuk mendapatkan dukungan atau mendominasi situasi.

7. Kurangnya Empati terhadap Orang Lain

Sebaliknya, mereka mungkin kurang memiliki empati terhadap pengalaman dan perasaan orang lain, karena terlalu fokus pada diri mereka sendiri sebagai korban.


Mengenali ciri-ciri ini dapat membantu kita berinteraksi dengan orang lain secara lebih bijaksana dan memahami bahwa kehidupan memiliki tantangan, tetapi tanggung jawab pribadi juga memiliki peran penting dalam mengatasi masalah.

Berikan penilaian Anda
[Total: 1 Rata-Rata: 5]
Penulis

Kontributor & Tim Redaksi Konsumenesia

Klik untuk beri komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement

BACA JUGA

Lifestyle

Gen Z sering kali merasakan mental down karena berbagai tekanan yang dialami baik itu dari lingkungan keluarga, pekerjaan atau sekolah.

Lifestyle

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan akses mudah ke layanan kesehatan mental, aplikasi Wellme dari Ibunda.id menjadi solusi yang tepat.

Lifestyle

Baru-baru ini viral kasus ibu kos usir penghuni karena menimbun barang dan sampah di kamar kos sehingga menimbulkan bau tidak sedap.

Lifestyle

Kabar duka tengah menyelimuti keluarga Jennifer Coppen, suaminya Dali Wasink telah meninggal dunia. Mendiang Dali Wasink dikenal netizen sebagai sosok ayah yang sangat dekat...

Advertisement