Sejumlah peristiwa penumpang yang menjadi korban imitasi brand taksi biru di Bali mengancam industri pariwisata Indonesia. Baru-baru ini terjadi di awal tahun. Dua wisman (wisatawan mancanegara) Amerika diancam senjata tajam oleh sopir taksi biru palsu sehingga menimbulkan kehebohan di media sosial.
Dengan demikian, edukasi masyarakat tentang risiko taksi biru palsu perlu ditingkatkan, terutama dengan ciri-ciri seperti meniru identitas brand terkenal, sopir tanpa seragam resmi, tanpa argo dan tarif jelas, serta perilaku sopir yang agresif.
Alangkah lebih baik, carilah rekomendasi dari travel blog yang menekankan penggunaan taksi Bluebird yang telah terstandarisasi sebagai pilihan aman bagi wisman.
Untuk menghindari hal serupa terjadi ada tips penting bagi penumpang agar dapat mengidentifikasi taksi Bluebird dengan lebih baik sebelum naik. Beberapa ciri khas yakni armada berwarna frost blue, “Taxi sign” dengan logo burung Bluebird di bagian atas mobil, tulisan dan logo di berbagai bagian kendaraan, serta kode armada yang terstandarisasi.
Selain itu, pengemudi Bluebird dapat diidentifikasi melalui ID card di dashboard, seragam batik biru dengan logo Bluebird, dan kedisiplinan dalam menggunakan argo serta dapat menggunakan cash atau cashless. Penumpang juga disarankan untuk memesan taksi Bluebird melalui aplikasi MyBluebird atau pangkalan resmi di Bandara, hotel, dan destinasi populer lainnya untuk memastikan pengalaman perjalanan yang aman dan nyaman.
Semoga dengan tips di atas, pengguna lebih berhati-hati lagi dalam memilih armada untuk bepergian.