Kanker pankreas merupakan salah satu kanker yang mematikan di dunia dengan prevalensi yang semakin meningkat beberapa tahun terakhir. Kanker ini diakibatkan oleh adanya mutasi gen sehingga bersifat agresif dan dapat mengalami metastasis jauh.
Sel pankreas tumbuh dan membelah secara tak terkendali sehingga membentuk tumor. Sebagian besar pasien tidak menunjukkan gejala yang khas selama perkembangan penyakit sehingga sulit untuk dilakukan diagnosis dini pada kanker ini.
Kegagalan diagnosis menyebabkan pengobatan yang terlambat sehingga meningkatkan risiko mortalitas akibat kanker ini. Pasien yang terdiagnosis kanker pankreas sering mengalami kekambuhan bahkan setelah dilakukan terapi.
Kanker pankreas berasal dari jaringan endokrin maupun eksokrin. Akan tetapi, sekitar 9 dari 10 kasus berasal dari jaringan eksokrin pada adenoma ductus pankreatikus.
Beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan kanker ini yaitu usia, jenis kelamin, genetika, pola hidup tidak sehat, serta kondisi sosial ekonomi. Patogenesis kanker ini dapat berawal dari perubahan genetik yang progresif pada epitel pankreas lalu berkembang menjadi lesi prekursor yang spesifik dan berakhir pada keganasan invasif.
Pasien dapat mengalami gejala klinis seperti mual muntah, nyeri abdomen, kelelahan, ikterus, kembung di ulu hati, dan penurunan berat badan. Diagnosis kanker pankreas ini dapat ditegakkan melalui pemeriksaan histologi dan laboratorium.
Beberapa jenis tata laksana yang dapat dilakukan yaitu menentukan staging kanker, pembedahan, terapi sistemik, dan terapi radiasi. Prognosis kanker ini juga buruk dengan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun hanya sekitar 20%.
Kanker pankreas menjadi penyebab utama kematian ketiga pada pria dan wanita, di mana kematian meningkat perlahan pada pria, dari 12,1 (per 100.000) pada tahun 2000 menjadi 12,7 pada tahun 2019, tetapi tetap relatif stabil pada wanita pada 9,3 menjadi 9,6 per 100.000.
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala yang jelas selama perkembangan penyakit dan metastasis sel pankreas juga sangat invasif. Diagnosis dini pada kasus ini juga sulit sehingga terjadi keterlambatan untuk memberikan pengobatan awal yang akhirnya membuat kanker pankreas menjadi salah satu keganasan yang paling mematikan.
Sebagian besar pasien yang sudah terdiagnosis kanker pankreas sering kali mengalami kekambuhan bahkan setelah melakukan terapi kuratif, dengan hanya 2% hingga 9% pasien yang bertahan hidup dalam 5 tahun.
Penyebab
Secara histologis, kanker pankreas dapat berasal dari jaringan pankreas endokrin maupun eksokrin. Sekitar 9 dari 10 kanker pankreas berasal dari jaringan eksokrin pada adenokarsinoma duktus pankreatikus.
Adenokarsinoma merupakan kanker dalam sel yang menghasilkan cairan atau zat lain. Adenokarsinoma duktus pankreatikus ini dapat tumbuh di berbagai tempat pada pankreas, akan tetapi paling sering ditemukan di kepala pankreas.
Sampai saat ini, penyebab utama kanker pankreas masih dipelajari, tetapi terdapat beberapa faktor yang telah diidentifikasi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker pankreas yang dikategorikan menjadi dua yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.
Gejala
Pada penderita kanker pankreas stadium awal, gejala klinis yang tidak spesifik sering membuat pasien maupun tenaga kesehatan mengabaikannya. Gejala klinis pada penderita kanker pankreas akan tampak jelas pada saat metastasis atau pada kanker pankreas stadium lanjut.
Ada beberapa tanda atau gejala klinis yang menjadi suspek kecurigaan terhadap kanker pankreas, yaitu:
- Mual muntah
- Nyeri abdomen yang tidak dapat ditunjuk
- Kelelahan
- Ikterus
- Kembung di ulu hati
- Penurunan berat badan yang signifikan
Faktor Risiko
Faktor risiko kanker pankreas dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi dikaitkan dengan perkembangan kanker pankreas itu sendiri.
Tidak Dapat Dimodifikasi:
- Usia: Populasi yang terdiagnosis kanker pankreas rata-rata memiliki usia di atas 55 tahun, dengan demikian usia tua memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap penyakit ini. Sangat jarang ditemukan juga pasien yang didiagnosis kanker pankreas pada usia di bawah 30 tahun atau di usia muda.
- Jenis Kelamin: Kejadian kanker pankreas lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan, dengan angka ASR 5.5 pada laki-laki dan 4.0 pada perempuan.
- Golongan Darah ABO: Golongan darah non-O (fenotip A dan B) memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terkena kanker pankreas dibandingkan dengan golongan darah O.
- Etnis: Kejadian kanker pankreas lebih tinggi terjadi pada orang-orang Asia-Amerika maupun Afrika-Amerika, di mana sekitar 50-90% peningkatan faktor risiko pada Afrika-Amerika dibandingkan dengan orang di Amerika Serikat.
- Riwayat Keluarga (Keturunan) dan Kerentanan Genetik: Keluarga yang memiliki riwayat kanker pankreas memiliki peningkatan 9 kali lipat risiko terhadap kanker pankreas dibandingkan dengan keluarga yang tidak memiliki riwayat kanker sebelumnya.
- Diabetes Mellitus (DM): Pada pasien yang terkena diabetes atau hiperglikemia memiliki 7 kali lipat risiko terkena kanker pankreas.
- Mikrobiota Usus: Mikrobiota usus yang tinggi seperti Porrphyromonas ginggivalis dan Granulicatella adiacens menjadi salah satu faktor yang berpotensi tinggi dalam perkembangan tumor sehingga dapat terjadi kanker pankreas.
Dapat Dimodifikasi:
- Merokok: Intensitas merokok yang lebih tinggi, durasi merokok yang lebih lama, dan peningkatan tingkat dosis kumulatif dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker pankreas.
- Minum Alkohol: Konsumsi alkohol yang sering dan berlebihan dapat meningkatkan faktor risiko terkena kanker pankreas khususnya pada laki-laki tetapi tidak pada perempuan.
- Obesitas/Kegemukan: Pada pasien obesitas/kegemukan memiliki prognosis yang buruk pada kanker pankreas ini.
- Infeksi: Infeksi bakteri atau patogen lainnya memberi dampak negatif terhadap penderita kanker pankreas, salah satunya yaitu infeksi bakteri H. pylori.
- Asupan Makanan (Pola Diet): Konsumsi makanan produk hewani seperti daging merah atau daging yang dimasak pada suhu tinggi dapat meningkatkan aktivitas mutagenik sehingga kanker pankreas berkembang dengan baik.
- Sosial Ekonomi dan Asuransi: Pasien yang memiliki sosial ekonomi rendah biasanya mendapatkan perawatan yang kurang, sehingga membuat prognosis buruk terhadap penderita kanker pankreas.
Diagnosis Kanker Pankreas
Beberapa pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis antara lain:
- Pemeriksaan Histologi: Pemeriksaan histologi adalah gold standar untuk mendiagnosis kanker pankreas. Ada berbagai metode yang digunakan untuk mendapatkan histopatologi, antara lain: (1) Endoscopic ultrasonography (EUS) dengan sensitivitas 98% atau Computed Tomography (CT); (2) Sitologi Asites; atau (3) Biopsi eksplorasi di bawah laparoskopi atau open surgery diagnosis.
- Ultrasonografi Transabdominal: Ultrasonografi transabdominal umum digunakan pada pasien kanker pankreas. Ultrasonografi dapat mengevaluasi adanya batu empedu dan mengonfirmasi dilatasi bilier.
- Computed Tomography: Multidetector Computed Tomography (MDCT) menjadi pemeriksaan rutin dalam mendiagnosis adanya lesi pankreas, penilaian invasi vaskular, dan diagnosis penyakit metastasis. MDCT memiliki sensitivitas sebesar 86% dalam mendiagnosis kanker pankreas. Hasil pemeriksaan ini menjadi salah satu pertimbangan dilakukannya reseksi bedah pada kanker pankreas.
- Positron Emission Tomography: Positron Emission Tomography (PET) akan menggambarkan fungsi jaringan dan metabolisme di tubuh. PET-CT dapat mendiagnosis tumor dan penyakit lain secara dini. Akibat dari metabolisme sel tumor yang sangat aktif, kemampuan sel dalam mengambil agen pencitraan 2-10 kali lipat dari sel normal sehingga sangat jelas membentuk “titik cahaya.” Oleh sebab itu, sebelum tumor menyebabkan perubahan anatomi, pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi dini dan mendiagnosis kanker pankreas melalui pemeriksaan gambaran lesi pankreas.
Disclaimer: Meskipun artikel ini mungkin ditulis oleh profesional di bidang medis, informasi ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Selalu mencari saran dari dokter Anda atau penyedia layanan kesehatan berkualifikasi lainnya atas kondisi medis yang sedang Anda alami. Jangan pernah mengabaikan nasihat medis profesional atau menunda dalam mencarinya karena sesuatu yang telah Anda baca di artikel ini.
Alumni FK Universitas Hang Tuah Surabaya dan PPDS Patologi Anatomi Universitas Airlangga Surabaya. Saat ini adalah Dosen di FK Universitas Mataram, NTB dan sedang mengikuti program post doktoral di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Tapi kalau gak ada uang untuk beli makanan di atas tetap gak bagus mood nya ????
Enak makan disini, tempatnya luas, penyajian cepat.. Kemarin makan disini, pengen coba nasi liwet rame2 tapi gak jadi karena cuma…
Mantep nih tipsnya
2 hari yll cobain pakai Whoosh, nyaman sekali.. Baru juga duduk ngobrol sebentar sama sebelah tiba2 sdh sampai Sta Tegalluar
Bukti nyata industri film bisa mendorong pariwisata lokal