Connect with us

Silakan masukkan kata kunci pencarian

KonsumenesiaKonsumenesia

Kesehatan

Kenali Kanker Kulit Jenis Squamous Cell Carcinoma

Kenali Squamous Cell Carcinoma, jenis kanker kulit yang sering berkembang di area terpapar sinar matahari. Ketahui gejala, faktor risiko, dan pendekatan pengobatannya.

Ilustrasi Waspada Kanker Kulit (Angélica Echeverry/Unsplash)

Kulit adalah pelapis dari seluruh anggota tubuh. Kuit terdiri dari epidermis dan dermis. Keganasan bisa terjadi kulit dari bagian seluruh tubuh. Terdapat 3 macam keganasan, terbanyak yang dapat terjadi yaitu karsinoma sel skuamosa atau squamous cell carcinoma , basal cell carcinoma dan melanoma maligna. Kali ini mari kenali karsinoma sel skuamosa atau squamous cell carcinoma.

Squamous Cell Carcinoma merupakan jenis kanker kulit yang sering terjadi pada bagian tubuh yang terpapar sinar ultraviolet (UV) matahari seperti kepala, leher, telinga, bibir, tangan, dan kaki. Meski begitu, kanker ini bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, termasuk di dalam mulut, bagian bawah kaki sampai di area kelamin.

Pertumbuhan jenis kanker kulit ini termasuk lambat. Meski begitu, kanker dapat menyebar ke jaringan, tulang, dan kelenjar getah bening terdekat, sehingga sulit untuk diobati. Jenis yang satu ini timbul saat sel skuamosa mengalami perubahan (mutasi) dalam DNA-nya. DNA sel berisi instruksi yang memberi tahu sel apa yang harus dilakukan.

Mutasi memberitahu sel-sel skuamosa untuk tumbuh di luar kendali dan terus hidup ketika normalnya sel-sel seharusnya mati. Sebagian besar mutasi DNA pada sel-sel kulit disebabkan oleh radiasi ultraviolet (UV) yang ditemukan di bawah sinar matahari dan lampu penyamakan kulit komersial dan tempat tidur penyamakan.

Beberapa gejala Squamous Cell Carcinoma antara lain adalah:

  • Benjolan atau bercak merah pada kulit dan kulit bersisik.
  • Benjolan terus tumbuh dan dapat mengeras atau berdarah.
  • Di mulut, dapat berupa luka pada mulut atau bercak putih.
  • Benjolan dapat juga timbul pada tahi lalat atau tanda lahir.
  • Luka datar dengan kerak bersisik.
  • Munculnya luka baru atau munculnya area terangkat pada bekas luka atau bisul lama.
  • Bercak kasar dan bersisik di bibir yang dapat berkembang menjadi luka terbuka.
  • Bercak merah, menonjol atau luka seperti kutil pada anus atau alat kelamin.

Faktor Risiko

Selain mutasi DNA dan paparan sinar ultraviolet, ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan risiko karsinoma sel skuamosa, seperti:

  • Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, seperti pengidap leukemia, limfoma, sedang mengonsumsi obat imunosupresan atau baru menjalani transplantasi organ.
  • Memiliki warna kulit terang atau cerah.
  • Orang dengan riwayat kelainan pada kulit, seperti pernah mengalami karsinoma sel skuamosa sebelumnya atau kanker kulit jenis lain.
  • Individu yang memiliki kelainan genetik, contohnya xeroderma pigmentosum, albinisme, sindrom Gorlin, dan sindrom Bazex.
  • Orang yang berusia lanjut.
  • Berjenis kelamin pria.
  • Memiliki mata biru, hijau, atau abu-abu.
  • Orang yang secara alami berambut merah atau pirang.
  • Terpapar bahan kimia seperti arsen dalam waktu lama.
  • Paparan radiasi.

Diagnosis Karsinoma Sel Skuamosa

Dokter perlu melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang jika terdapat kecurigaan ke arah karsinoma sel skuamosa. Tindakan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Pemeriksaan Fisik. Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan memeriksa kulit untuk mencari tanda-tanda karsinoma sel skuamosa.
  • Mengambil Sampel Jaringan untuk Pengujian (Biopsi). Untuk memastikan diagnosis, dokter akan menggunakan alat untuk memotong sebagian atau semua lesi kulit yang mencurigakan (biopsi). Jaringan kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.

Pengobatan Karsinoma Sel Skuamosa

Sebagian besar karsinoma sel skuamosa dapat diangkat seluruhnya dengan pembedahan yang relatif kecil atau kadang-kadang dengan obat yang dioleskan pada kulit. Namun, jenis perawatan untuk setiap pasien bisa berbeda, tergantung pada ukuran, lokasi dan agresivitas tumor.

Nah, berikut jenis perawatan berdasarkan kondisinya:

1. Perawatan untuk Kanker Kulit yang Sangat Kecil

Jika kanker masih relatif kecil dan memiliki risiko penyebaran yang rendah, dokter biasanya mempertimbangkan perawatan yang kurang invasif, seperti:

2. Eksisi

Metoda ini adalah pengangkatan permukaan kanker kulit dengan alat penggores (kuret) dan kemudian membakar dasar kanker dengan jarum listrik. Perawatan ini sering digunakan untuk kanker sel skuamosa kecil atau sangat dangkal pada kulit.

3. Terapi Laser

Sinar cahaya yang intens dapat menghambat pertumbuhan. Biasanya, prosedur ini dapat sedikit merusak jaringan di sekitarnya namun minim risiko perdarahan, pembengkakan, dan jaringan parut. Perawatan laser dapat menjadi pilihan untuk lesi kulit yang sangat dangkal.

Advertisement. Scroll to continue reading.

4. Pembekuan (Cryotherapy)

Perawatan ini melibatkan pembekuan sel kanker dengan nitrogen cair (cryosurgery). Pembekuan dapat dilakukan setelah menggunakan alat pengikis (kuret) untuk mengangkat permukaan kanker kulit.

5. Perawatan untuk Kanker kulit yang Lebih Besar

Perawatan yang lebih invasif mungkin direkomendasikan untuk karsinoma sel skuamosa yang lebih besar dan yang meluas lebih dalam ke kulit yaitu pembedahan dan terapi radiaso

Pencegahan

Risiko terkena melanoma bisa diturunkan dengan menghindari paparan sinar UV secara langsung, baik yang alami maupun buatan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan tabir surya dan mengenakan pakaian lengkap yang dapat melindungi seluruh tubuh saat beraktivitas di luar rumah.

Disclaimer: Meskipun artikel ini mungkin ditulis oleh profesional di bidang medis, informasi ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Selalu mencari saran dari dokter Anda atau penyedia layanan kesehatan berkualifikasi lainnya atas kondisi medis yang sedang Anda alami. Jangan pernah mengabaikan nasihat medis profesional atau menunda dalam mencarinya karena sesuatu yang telah Anda baca di artikel ini.

Berikan penilaian Anda
[Total: 0 Rata-Rata: 0]

Alumni FK Universitas Hang Tuah Surabaya dan PPDS Patologi Anatomi Universitas Airlangga Surabaya. Saat ini adalah Dosen di FK Universitas Mataram, NTB dan sedang mengikuti program post doktoral di Universitas Hasanuddin, Makassar.

Klik untuk beri komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement

BACA JUGA

Advertisement