Connect with us

Silakan masukkan kata kunci pencarian

KonsumenesiaKonsumenesia

Finance

Harga Emas Mencapai Titik Tertinggi, Analisis: Potensi Berlanjut

Harga emas saat ini telah mencapai titik tertinggi dan diperkirakan akan terus berlanjut.

Foto: pinterest/Christina Nieto

Jakarta, Konsumenesia – Harga emas mencapai titik tertinggi sepanjang masa setelah menyentuh kisaran harga US$ 2.148- 2.150 per ons pada perdagangan Asia.

Meski demikian harga emas berpotensi masih akan melanjutkan kenaikannya, menurut Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer, analisis teknikal yang menunjukkan pola Continuation Bullish dengan level demand US$ 2043,49 – 2049,71.

“Meskipun hari ini belum ada berita yang signifikan, potensi kenaikan masih diprediksi akan terjadi lagi meskipun mungkin akan ada pola penurunan dalam jangka pendek,” ungkap Andrew Fischer Senin (4/12/2023). 

Adapun penguatan emas pada hari ini didorong oleh penurunan hasil obligasi yang signifikan, sedangkan analisis tren masih mendukung kenaikan. Secara fundamental, pasar optimistis terhadap kemungkinan Federal Reserve memangkas suku bunga pada Maret 2024, meskipun para pejabat bank sentral tetap berhati-hati.

Sementara itu ketua The Fed Jerome Powell dalam pidatonya pada hari Jumat, 1 Desember 2023 mengatakan, suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Namun beberapa perubahan dalam sinyal-sinyalnya, terutama pengakuan kemajuan dalam menekan inflasi dan potensi ‘soft landing’ untuk ekonomi AS, ia tidak akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember dan kemungkinan memangkasnya pada Maret 2024.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa, selama dua bulan berturut-turut di bulan November emas mengalami peningkatan kuat. Meskipun The Fed akan memangkas suku bunga pada Maret, namun masih banyak yang harus dipertimbangkan.

Dengan adanya peluang 97% maka The Fed akan mempertahankan suku bunga pada bulan Desember, dan kemungkinan 60% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 5% hingga 5,25%.

Sedangkan untuk potensi penurunan suku bunga menjadi pertanda baik untuk emas, mengingat suku bunga yang lebih tinggi mendorong naiknya biaya peluang untuk berinvestasi dalam logam mulia. Namun, pasar masih menunggu data Non-farm Payrolls untuk bulan November dan angka inflasi untuk sisa tahun ini.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Kondisi pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi diatas target tahunan The Fed akan mengurangi prospek penurunan suku bunga lebih awal. Perkembangan selanjutnya akan terus dipantau oleh pelaku pasar, untuk memprediksi dinamika pasar logam mulia ke depan,” pungkasnya.

Berikan penilaian Anda
[Total: 2 Rata-Rata: 5]
Penulis

Kontributor & Tim Redaksi Konsumenesia

Klik untuk beri komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement

BACA JUGA

Ekbis

Harga emas global diprediksi akan melonjak setelah insiden penembakan mantan presiden sekaligus calon presiden AS dari partai Republik, Donald Trump.

Ekbis

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit akan naik pada tahun 2024.

Finance

Pembayaran non tunai atau cashless payment saat ini sudah menjadi hal yang lazim dilakukan semua orang di dunia. Di Indonesia salah satu pembayaran dengan...

Advertisement