Connect with us

Silakan masukkan kata kunci pencarian

KonsumenesiaKonsumenesia

News

Media Asing Soroti Peningkatan Turis di Bali setelah Pandemi Covid-19

CNA menyoroti peningkatan jumlah turis di Bali setelah meredanya pandemi Covid-19.

Illustrasi turis bali: Pexels/Khairul Leon

Jakarta, Konsumenesia – CNA, media berbasis di Singapura, telah menyoroti peningkatan jumlah turis di Bali setelah meredanya pandemi Covid-19.

Dalam artikel yang berjudul ‘Not quite the Bali it used to be? This is what overtourism is doing to the island‘, media tersebut menilai bahwa suasana di Pulau Dewata tidak lagi sesantai dan sebebas sebelumnya.

Pada bulan Februari lalu, pemerintah bahkan meluncurkan unit polisi pariwisata baru untuk menangani masalah yang muncul dari turis asing dan domestik, seperti perilaku mabuk dan permintaan uang.

Lebih dari 70 petugas polisi pariwisata telah dikerahkan di daerah-daerah populer seperti Canggu, Seminyak, dan Kuta dengan salah satu tugasnya yaitu memastikan bahwa wisatawan berpakaian dengan pantas, termasuk mengenakan ikat pinggang yang disediakan di pura di Bali.

Gubernur Bali Wayan Koster bahkan mengusulkan pembatasan jumlah pengunjung pada bulan Mei, tetapi usulan tersebut tidak terwujud.

Pada tahun lalu Bali mendeportasi 340 orang asing. Naik dari 188 orang (tahun 2022) dengan mayoritas berasal dari Rusia, Amerika Serikat, Inggris, dan Nigeria. Pelanggaran yang mereka lakukan termasuk tinggal melebihi batas waktu, bekerja secara ilegal, dan perilaku tidak pantas di tempat-tempat suci.

CNA menyoroti bahwa dengan kembalinya gelombang wisatawan setelah pandemi Covid-19, isu ledakan turis menjadi semakin nyata di Bali. Pada Desember 2023, Bali menjadi berita utama karena kemacetan di jalan tol yang memaksa orang harus berjalan kaki hingga empat kilometer menuju bandara.

Wakil Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali Nyoman Sukma Arida menyebutkan bahwa, kemacetan juga terjadi di Canggu karena pembangunan yang masif. Kini bangunan beton mendominasi setiap jalan di Canggu, menyebabkan kemacetan dengan pengembang tertarik pada daerah tersebut karena harga tanah yang relatif murah.

Laporan dari Institut Transnasional berbasis di Amsterdam pada 2018 memperkirakan bahwa Bali kehilangan 1.000 hektar lahan pertanian setiap tahun selama 15 tahun terakhir.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh profesor pertanian Universitas Udayana Wayan Windia, pulau ini mengalami defisit beras sebesar 100 ribu ton per tahun.

Berikan penilaian tentang Pariwisata Bali
[Total: 0 Rata-Rata: 0]
Penulis

Kontributor & Tim Redaksi Konsumenesia

Klik untuk beri komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement

BACA JUGA

Lifestyle

Noctourism adalah bentuk wisata inovatif yang mengubah malam menjadi waktu yang penuh dengan peluang eksplorasi dan hiburan.

News

Langkah pembaruan di Bandara Soekarno-Hatta menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan transportasi udara, khususnya bagi jemaah haji dan umrah.

Lifestyle

Jenama fesyen lokal, DS Modest menghadirkan inovasi baru berupa set alat shalat Lumina bagi para muslimah.

Lifestyle

Sedang banyak dibicarakan di media sosial, tren naked travelling anti ribet. Apa yang dimaksud tren tersebut?

Advertisement