Connect with us

Silakan masukkan kata kunci pencarian

KonsumenesiaKonsumenesia

Travel

Mengenang Kejayaan Taman Ismail Marzuki, Taman Budaya Terbesar di Dunia

Jakarta memang kaya akan sejarahnya, salah satunya Taman Ismail Marzuki yang ternyata pernah menjadi taman budaya terbesar di dunia.

Sumber foto: Instagram/firaphoto_

Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, pernah menjadi simbol kejayaan dan kemegahan sebagai taman budaya terbesar di dunia. Dengan sejarah panjang dan beragam, TIM telah menyajikan pengalaman seni dan budaya yang tak terlupakan bagi generasi-generasi Jakarta.

Dibangun pada tahun 1962 dan dinamai sesuai dengan seniman besar Indonesia, Ismail Marzuki, taman ini mencakup luas tanah yang mencapai puncak kejayaannya sebagai taman budaya terbesar di dunia. Berlokasi di Cikini, Jakarta Pusat, TIM tidak hanya menjadi pusat seni pertunjukan, tetapi juga merangkul berbagai bidang seni dan kegiatan budaya.

Dengan fasilitas lengkap yakni teater, gedung konser, galeri seni, dan ruang pertemuan, TIM menjadi tempat bagi seniman lokal dan internasional untuk berkolaborasi dan mempersembahkan karya-karya luar biasa. Namun, kebesaran TIM tidak hanya tercermin dalam fasilitas fisiknya, melainkan juga dalam beragam acara seni yang diadakan di sana, mulai dari pertunjukan teater, konser musik, pameran seni visual, hingga lokakarya kreatif.

Taman Budaya Terbesar

Pada puncak kejayaannya, TIM menarik perhatian dunia sebagai taman budaya terbesar. Pengunjung dari berbagai penjuru datang untuk menyaksikan pertunjukan spektakuler dan menikmati atmosfer budaya yang kaya.

Foto TIM tempo dulu (pinterest/Mita Syamsurizal)

Keberagaman seni dan budaya yang ditawarkan oleh TIM membuatnya menjadi magnet bagi pencinta seni dan pengunjung yang ingin mengeksplorasi kekayaan kreativitas.

Bagian Kebun Binatang Raden Saleh

Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta bukan hanya sekadar bangunan bertingkat 14, melainkan juga sebuah karya seni arsitektur yang memukau dengan perpaduan bentuk yang mengingatkan pada sawah terasering Indonesia.

Detil khusus, seperti motif tumpal Betawi berwarna hitam, tidak hanya menambah estetika, tetapi juga berfungsi mengurangi sinar matahari, memberikan kesejukan di dalamnya. Gedung ini bukan sekadar bangunan; di dalamnya, TIM menyediakan perpustakaan, pusat galeri seni, dan ruang untuk berbagai aktivitas.

Tidak hanya sebagai pusat seni, kawasan TIM memiliki sejarah yang kaya. Dahulu, wilayah ini merupakan bagian dari kebun binatang Raden Saleh, seorang pelukis pionir seni modern Indonesia. Rumah megah Raden Saleh membentang dari Rumah Sakit PGI Cikini hingga lokasi TIM.

Kebun binatang tersebut, dikelola oleh Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna di Batavia sejak 1864, mencakup 10 hektare lahan yang dihibahkan oleh Raden Saleh kepada pemerintah Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, pada 1964, kebun binatang dipindahkan ke Ragunan, mempertimbangkan pertimbangan yang lebih luas dan jauh dari hiruk-pikuk kota. Sementara itu, wilayah yang kini menjadi Taman Ismail Marzuki terus berkembang sebagai pusat seni dan budaya di Jakarta.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Dengan keindahan arsitektur dan sejarahnya, TIM tetap menjadi destinasi unggul untuk menikmati seni, budaya, dan keindahan yang diwariskan dari masa lalu hingga kini.

Taman Ismail Marzuki (TIM) Saat Ini

Namun, seiring berjalannya waktu, perubahan dan perkembangan kota Jakarta membawa tantangan tersendiri bagi keberlanjutan Taman Ismail Marzuki. Walaupun ukuran fisiknya mungkin tidak lagi memegang predikat sebagai taman terbesar di dunia, warisan dan kontribusinya terhadap dunia seni dan budaya di Indonesia tetap menjadi bagian integral dari sejarah kota ini.

Sumber foto: Instagram/xhrl.anwr

Hari ini, Taman Ismail Marzuki tetap hidup dan berfungsi sebagai pusat seni dan budaya yang vital di Jakarta. Meskipun telah mengalami berbagai perubahan, warisan kejayaannya masih dikenang oleh mereka yang pernah merasakan pesonanya.

Melangkah ke dalam TIM, seseorang tidak hanya merasakan sejarah, tetapi juga melibatkan diri dalam perjalanan seni yang berkesan di pusat kebudayaan yang pernah bersinar di tingkat dunia.

Berikan penilaian Anda
[Total: 1 Rata-Rata: 5]
Penulis

Kontributor & Tim Redaksi Konsumenesia

Klik untuk beri komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement

BACA JUGA

Cafe & Resto

Hangout di kedai kopi mungkin sudah terdengar biasa, Tapi bagaimana jika mencoba hangout di kafe yang menjual berbagai jenis jamu?

Lifestyle

Tahun 2024 ini LRT Jakarta sedang mengadakan event di halte tertentu, yang bertemakan zombie di acara "Train to Apocalypse: No Way Out".

Tips & Tricks

Kartu JakLingko yang multifungsi dapat digunakan di berbagai transportasi umum di Jakarta. Ini cara top up mudah, tanpa harus keluar rumah.

Foodie

Taman Barito saat ini sedang viral dengan berbagai jajanannya. Salah satunya ialah Puding Karamel Paman Barito.

Advertisement