Pembayaran dengan QRIS Akan Bisa Digunakan di Negara-Negara ASEAN 

Kemudahan bertransaksi era digital memang makin maju, bahkan tanpa uang maupun kontak fisik dapat dilakukan. Transaksi cashless sudah tidak umum lagi di telinga masyarakat sekarang, dengan menggunakan aplikasi sebagai alat pembayarannya, salah satunya menggunakan QRIS.

Metode ini menggunakan QR Code dengan layanan sekali scan sudah dapat melakukan transaksi di gerai-gerai yang telah bekerjasama dengan QRIS, biasanya konsumen akan menemukan QR Code di dekat kasir. Metode transaksi ini nampaknya sudah mulai digunakan secara massal dan terbilang mudah. Untuk menggunakan metode ini butuh koneksi internet karena memang menggunakan teknologi digital.

Bank Indonesia selaku pemilik transaksi dengan QRIS ini mulai melakukan inovasi untuk kemudahan transaksi di luar negeri. Baru-baru ini Bank Indonesia merencanakan kerjasama dengan Bank Sentral yang ada di Asia Tenggara untuk menjadikan QRIS sebagai metode pembayaran massal yang dapat digunakan di negara-negara yang bekerjasama dengan BI tersebut.

Bank Indonesia (BI) saat ini tengah menjajaki agar QRIS bisa dijadikan alat pembayaran secara global di masa depan. Tujuannya menyasar pada negara-negara yang memiliki potensi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi antara lain dalam perdagangan atau pariwisata.

Menurut rencana, penandatanganan kesepakatan untuk mengintegrasikan sistem pembayaran digitial berbasis ponsel pintar ini akan ditandatangani pada November mendatang.

Dengan adanya metode ini, ke depannya memudahkan konsumen agar tidak perlu lagi repot-repot lagi menukar uang secara manual saat bepergian ke negara-negara di wilayah Asia Tenggara.

Bagi bank yang tergabung dalam inisiatif QRIS lintas negara ini dan yang sudah menjalin Kerjasama dengan Bank Indonesia, akan langsung memproses transaksi penukaran nilai tukar mata uang lokal akan meningkatkan efisiensi transaksi sehingga biaya transaksi menjadi lebih murah.

Tentunya QRIS lintas negara ini dapat diprediksi akan meningkatkan transaksi ekonomi pada bidang UMKM negara tersebut, karena memudahkan konsumen mancanegara untuk bertransaksi saat membeli produk lokal saat melakukan wisata.