Jajanan pasar seringkali menjadi pilihan camilan yang menggoda dengan rasa yang lezat dan variasi yang beragam. Namun, tidak semua jajanan pasar memiliki dampak positif pada kesehatan kita.
Beberapa diantaranya mengandung bahan-bahan tertentu yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena kanker. Mengetahui kandungan berpotensi berbahaya ini, dapat membantu kita membuat pilihan yang lebih sehat dalam mengonsumsi jajanan pasar.
Berikut adalah beberapa kandungan yang perlu diperhatikan, beserta contoh jajanan pasar yang mengandungnya.
1. Minyak Goreng Bekas (Reused Cooking Oil)
Minyak goreng yang terlalu sering digunakan untuk menggoreng dapat mengandung senyawa berbahaya, seperti aldehida dan senyawa polisiklik aromatik hidrokarbon (PAHs), yang dapat meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi secara berlebihan.
Makanan yang digoreng berulang kali seperti tahu, tempe, atau pisang goreng merupakan contoh dari penggunaan mingak goreng bekas.
2. Bahan Pewarna dan Pengawet
Jajanan yang memiliki warna cerah dan tidak alami seperti permen berwarna, kue-kue dengan glasir warna-warni, atau makanan ringan yang memiliki umur simpan lama ternyata dapat membahayakan.
Hal ini karena beberapa bahan pewarna atau pengawet sintetis bisa menjadi pemicu meningkatnya risiko kanker, berdasarkan pada beberapa studi.
3. Natrium Nitrit dan Nitrat
Senyawa ini sering digunakan sebagai pengawet dalam daging olahan dan dapat berubah menjadi senyawa nitrosamin dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, terutama kanker usus.
Contoh jajanan yang biasanya menggunakan unsur ini ialah bakso, sosis, atau makanan olahan lainnya yang mengandung natrium nitrit atau nitrat sebagai bahan pengawet.
4. Asam Lemak Trans
Sebagian kue kering, kue-kue dengan margarin, atau roti goreng yang dibuat dengan lemak hidrogenasi mengandung asam lemak trans.
Unsur ini terbentuk saat minyak cair diubah menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi parsial. Asam lemak trans dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara dan kanker usus.
5. MSG (Monosodium Glutamat)
MSG sering digunakan sebagai penyedap rasa dalam makanan olahan dan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, meskipun bukti ilmiahnya masih kontroversial.
Bahan ini banyak ditemukan di makanan ringan seperti keripik, mi instan, atau makanan cepat saji yang menggunakan MSG sebagai tambahan rasa.
Kontributor & Tim Redaksi Konsumenesia
Tapi kalau gak ada uang untuk beli makanan di atas tetap gak bagus mood nya ????
Enak makan disini, tempatnya luas, penyajian cepat.. Kemarin makan disini, pengen coba nasi liwet rame2 tapi gak jadi karena cuma…
Mantep nih tipsnya
2 hari yll cobain pakai Whoosh, nyaman sekali.. Baru juga duduk ngobrol sebentar sama sebelah tiba2 sdh sampai Sta Tegalluar
Bukti nyata industri film bisa mendorong pariwisata lokal