Beredar kabar di sosial media siswa kelas lima SD di Karawang, Jawa Barat, terpaksa harus menjalani cuci darah rutin dikarenakan terlalu sering mengonsumsi teh berpemanis.
Hal ini menjadi perhatian untuk masyarakat agar mengurangi minuman teh berpemanis. Apalagi di momen puasa seperti sekarang, teh berpemanis sangatlah menggoda dan bahkan seolah menjadi minuman wajib sebagian orang saat berbuka puasa.
Teh merupakan minuman yang populer di seluruh dunia, baik diminum dalam keadaan panas maupun dingin. Namun, sering minum teh berpemanis, baik dengan gula atau pemanis buatan dapat memiliki dampak negatif bagi kesehatan.
Selain dapat merusak ginjal sehingga mengakibatkan cuci darah rutin seperti yang dialami siswa tersebut, ada beberapa bahaya lain akibat sering minum teh berpemanis yang perlu Anda ketahui:
1. Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
Minum teh yang dipemanis dengan gula atau pemanis buatan dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang berulang, yang pada akhirnya dapat mengganggu fungsi insulin dan menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2.
2. Menyebabkan Kenaikan Berat Badan
Teh yang dipemanis tinggi gula atau pemanis buatan juga mengandung kalori tambahan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Konsumsi kalori berlebih dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh dan peningkatan berat badan. Kenaikan berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, dan kondisi kesehatan lainnya.
3. Merusak Kesehatan Gigi
Gula yang terkandung dalam teh berpemanis dapat merusak kesehatan gigi dengan meningkatkan risiko kerusakan gigi, pembentukan plak, dan kerusakan email gigi. Pemanis buatan juga dapat menyebabkan asam yang merusak gigi jika dikonsumsi secara berlebihan. Akibatnya, sering minum teh berpemanis dapat menyebabkan masalah kesehatan gigi yang serius seperti karies gigi dan penyakit gusi.
4. Memicu Gangguan Metabolisme dan Sistem Hormon
Pemanis buatan yang sering digunakan dalam teh berpemanis telah dikaitkan dengan gangguan metabolisme dan sistem hormonal. Studi menunjukkan bahwa konsumsi pemanis buatan secara berlebihan dapat mengganggu fungsi normal hormon dalam tubuh, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk gangguan hormonal, gangguan reproduksi, dan peningkatan risiko kanker.
5. Menyebabkan Ketergantungan dan Gangguan Kesehatan Mental
Kandungan kafein dalam teh juga dapat menyebabkan ketergantungan pada beberapa individu. Konsumsi teh berpemanis yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan tidur, kegelisahan, dan gangguan kesehatan mental lainnya. Selain itu, kandungan gula dalam teh dapat menyebabkan lonjakan energi yang singkat diikuti oleh penurunan energi yang drastis, yang dapat mempengaruhi suasana hati dan konsentrasi.
Meskipun minum teh merupakan kebiasaan yang umum, sering minum teh berpemanis dapat memiliki dampak negatif yang serius bagi kesehatan. Untuk mengurangi risiko ini, disarankan untuk meminum teh tanpa pemanis tambahan atau menggunakan pemanis alami seperti madu atau stevia jika diperlukan.
Selain itu, mengurangi konsumsi teh berpemanis secara keseluruhan dan memilih minuman sehat lainnya seperti air putih atau teh herbal tanpa kafein juga dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Kontributor & Tim Redaksi Konsumenesia

Tapi kalau gak ada uang untuk beli makanan di atas tetap gak bagus mood nya ????
Enak makan disini, tempatnya luas, penyajian cepat.. Kemarin makan disini, pengen coba nasi liwet rame2 tapi gak jadi karena cuma…
Mantep nih tipsnya
2 hari yll cobain pakai Whoosh, nyaman sekali.. Baru juga duduk ngobrol sebentar sama sebelah tiba2 sdh sampai Sta Tegalluar
Bukti nyata industri film bisa mendorong pariwisata lokal