Connect with us

Silakan masukkan kata kunci pencarian

KonsumenesiaKonsumenesia

Kesehatan

Waspada Cacar Monyet! Pahami Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

Cacar monyet dapat menjadi potensi endemi di Indonesia. Menurut Kementrian Kesehatan RI, kasus cacar monyet di Indonesia per-akhir Oktober sekitar 27 kasus. Pelajari gejala dan cara pencegahan cacar monyet agar tidak menyebar.

Ilustrasi foto: freepik

Cacar monyet adalah penyakit yang juga dikenal sebagai penyakit virus Monkeypox. Ini mirip dengan cacar dalam gejalanya dan dapat menular dari hewan primata ke manusia.

Penyebab terjadinya cacar monyet atau Monkeypox berasal dari virus Monkeypox yang termasuk dalam keluarga Orthopoxvirus. Virus ini bisa menular dari hewan primata ke manusia. Penularan bisa terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau dengan manusia yang telah terinfeksi.

Virus ini juga bisa menular dari manusia ke manusia, terutama melalui kontak kulit-ke-kulit, pernapasan, atau kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi. Meskipun cacar monyet mirip dengan cacar, keduanya disebabkan oleh virus yang berbeda.

Berbeda dengan gejala cacar biasa, gejala cacar monyet atau Monkeypox dapat bervariasi. Tetapi umumnya mencakup ruam kulit, muncul bercak merah yang berubah menjadi lepuh dan kemudian menjadi vesikel (berisi cairan). Vesikel ini dapat menyerupai cacar. Adanya demam, kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening hingga terasa nyeri dan biasanya penderita merasakan sakit kepala serta nyeri otot sendi.

Gejala-gejala tersebut mungkin terjadi selama beberapa minggu. Meskipun Monkeypox biasanya lebih ringan daripada cacar, beberapa kasus bisa menjadi parah. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala seperti ini setelah kontak dengan hewan atau individu yang terinfeksi, segera periksa ke tenaga medis.

Namun, ada cara untuk mencegah infeksi cacar monyet (Monkeypox), Anda dapat mengambil beberapa langkah pencegahan dibawah ini:

  1. Hindari kontak dengan hewan yang berpotensi membawa virus Monkeypox, terutama hewan primata dan pengerat seperti monyet, tikus tanah, dan tupai. Jika Anda berada di wilayah dengan riwayat Monkeypox, hindari kontak dengan hewan liar atau hewan peliharaan yang dapat terinfeksi.
  2. Jika Anda merawat hewan yang mungkin terinfeksi, selalu gunakan tindakan pencegahan seperti penggunaan sarung tangan dan perlindungan fisik saat berinteraksi dengan hewan tersebut.
  3. Jaga kebersihan tangan dengan mencuci mereka secara teratur dengan sabun dan air selama setidaknya 20 detik. Ini adalah langkah penting untuk mengurangi risiko penularan virus dari permukaan yang mungkin terkontaminasi.
  4. Hindari kontak langsung dengan individu yang telah terinfeksi Monkeypox, terutama jika mereka memiliki gejala aktif. Jangan menyentuh ruam atau bersentuhan fisik seperti berpelukan, mencium bahkan berhubungan intim dengan penderita.
  5. Gunakan langkah-langkah pencegahan seperti penggunaan masker dan menjaga jarak sosial jika Anda berada di wilayah dengan penyebaran Monkeypox yang sedang berlangsung.

Pencegahan yang paling efektif adalah menghindari kontak dengan hewan dan individu yang berisiko tinggi. Jika Anda tinggal di daerah dengan riwayat Monkeypox atau merasa terpapar, segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk pengobatan lebih lanjut.

Berikan penilaian Anda
[Total: 2 Rata-Rata: 5]
Penulis

Kontributor & Tim Redaksi Konsumenesia

Klik untuk beri komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement

BACA JUGA

Kuliner

Kini hadir Gulu Jus di Kawasan GBK yang sering ramai pengunjung, baik mereka yang sedang berolahraga atau hanya sekedar bermain.

Apps

Aplikasi satusehat kembali diaktifkan karena virus mpox yang kian menyebar, namun apa sebenernya fungsi aplikasi tersebut ?

Kesehatan

Hari asma sedunia tahun ini diperingati pada tanggal 7 Mei. Pahami seputar asma mulai dari gejala hingga cara penangannya.

Kesehatan

Sakit pinggang merupakan hal lumrah yang dirasakan oleh setiap orang. Ada ragam cara penyembuhannya, diantaranya meminum air rebusan herbal. Apakah efektif?

Advertisement