| 
Jakarta, Konsumenesia – Perum Bulog telah memberikan klarifikasi terkait video viral yang menampilkan oknum buruh di Gudang Bulog yang terlibat dalam tindakan tidak pantas terhadap beras. Tomi Wijaya, Manajer Humas & Kelembagaan Perum Bulog, menyatakan bahwa pihaknya telah menyelidiki video tersebut.
Insiden tersebut terjadi di Gudang Bulog Banjar Kemantren 2 Surabaya Utara pada tanggal 19 Desember 2023.
Dalam pernyataan pers pada Rabu, 27 Desember 2023, Tomi menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan penelusuran dan akan mengambil tindakan tegas terhadap oknum buruh yang terlibat di Gudang Banjar Kemantren Surabaya Utara.
Dia menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh oknum buruh tersebut terjadi saat proses pengarungan kembali beras sobek selama proses handling beras impor dari kapal hingga gudang. Beras tersebut kemudian akan diolah kembali menggunakan mesin Rice to Rice (RtR) milik BULOG.
Tomi menekankan komitmen Perum Bulog untuk memberikan pelayanan dan kualitas produk terbaik bagi masyarakat. Oleh karena itu, segala upaya yang bertentangan dengan komitmen tersebut akan ditindak tegas oleh pihaknya.
Info liburan akhir taun, nggo cah-cah seng gajiane mepet dan cuma cekelan duit sitik
— Hati2DiYoutube (@Androngehe) December 26, 2023
Mandi bola ❌
Mandi beras ✅ https://t.co/Ywc2e2WYWQ pic.twitter.com/Fp47uuwrZV
Video berdurasi 15 detik yang beredar di media sosial sebelumnya memperlihatkan seorang pria tanpa baju berbaring di atas beras, sementara temannya yang mengenakan baju merah menuangkan beras Bulog ke tubuh pria tersebut. Kejadian tersebut mendapat berbagai komentar negatif dari warganet, yang banyak menyayangkan perilaku tersebut.
Tapi kalau gak ada uang untuk beli makanan di atas tetap gak bagus mood nya ????
Enak makan disini, tempatnya luas, penyajian cepat.. Kemarin makan disini, pengen coba nasi liwet rame2 tapi gak jadi karena cuma…
Mantep nih tipsnya
2 hari yll cobain pakai Whoosh, nyaman sekali.. Baru juga duduk ngobrol sebentar sama sebelah tiba2 sdh sampai Sta Tegalluar
Bukti nyata industri film bisa mendorong pariwisata lokal