Tentang Jamu yang Akan Ditetapkan Jadi Warisan Budaya oleh UNESCO

Jamu merupakan minuman tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan alami seperti rempah-rempah, tumbuhan, dan bahan-bahan herbal. Jamu sering digunakan untuk tujuan kesehatan dan pengobatan tradisional.

Kemampuan masyarakat Indonesia yang sangat apik dalam meracik jamu menjadikan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang akan ditetapkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Bukan produk jamu yang didaftarkan ke UNESCO, melainkan cara masyarakat Indonesia dan pengetahuan mereka mengenai jamu. Sebab keahlian masyarakat Indonesia dalam menciptakan jamu sudah ada sejak ribuan tahun lalu, dari generasi ke generasi.

Rencananya, jamu akan ditetapkan sebagai WBTB oleh UNESCO pada tahun ini, namun untuk pengumuman pastinya belum diketahui kapan.

Proses Pembuatan Jamu

Adapun teknik atau kemampuan masyarakat Indonesia yang nantinya akan membawa jamu sebagai warisan budaya. Pertama yang harus dilakukan ialah mencari bahan baku. Bahan baku yang dipilih ialah bahan-bahan alami yang berkualitas tinggi seperti rempah-rempah, tumbuhan obat, dan bahan herbal sesuai resep jamu yang diinginkan. Karena ada berbagai macam jenis jamu, jadi untuk pemilihan bahan baku harus disesuaikan dengan jenis jamu.

Misalnya, jamu beras kencur bahan baku yang dibutuhkan yakni, beras kencur, kunyit, jahe dan gula aren. Sedangkan berbeda dengan jamu kunyit asam yang bahan bakunya ialah kunyit, asam jawa, tamarin dan gula. Dan masih banyak jenis jamu lainnya.

Setelah melakukan pemilihan bahan baku yang berkualitas, bahan-bahan tersebut harus dicuci dengan bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada rempah-rempah.

Bahan yang telah dibersihkan selanjutnya dihaluskan. Saat zaman dahulu, pembuatan jamu dilakukan dengan cara tradisional dengan ditumbuk atau diparut. Seiring dengan perkembangan zaman, cara menghaluskan jamu dapat dilakukan dengan mesin penghalus ataupun blender.

Setelah halus, bahan-bahan tersebut diracik. Dalam proses inilah keahlian masyarakat Indonesia muncul. Karena jika ingin menghasilkan khasiat pada jamu, racikan yang sesuai dengan jenis jamu yang diinginkan harus dengan proporsi yang tepat.

Namun ada beberapa jenis bahan yang harus melalui proses ekstraksi dengan menggunakan air atau bahan pelarut lainnya untuk mendapatkan senyawa aktif yang larut.

Jika racikan sudah sesuai dengan jenis jamu yang akan dibuat, racikan tersebut akan direbus untuk memastikan bahan-bahan tercampur dengan baik dan untuk menghilangkan kuman atau mikroorganisme yang mungkin ada.

Kemudian, air jamu disaring dengan memisahkan ampas agar sari-sari dari rempah-rempah tidak tercampur dalam jamu. Barulah jamu dapat dinikmati. Biasanya beberapa orang menambahkan bahan tambahan gula atau madu untuk menambah cita rasanya.

Khasiat Jamu

Tak lepas dari sebutan jamu sebagai obat tradisional, jamu dipercaya memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan tergantung pada bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Seperti dapat meningkatkan stamina dengan konsumsi jamu beras kencur.

Jamu kunyit asam dan jamu temulawak sering digunakan untuk meredakan masalah pencernaan dan membantu kelancaran sistem pencernaan.

Selain itu, jamu temulawak dan beberapa jenis jamu lainnya dianggap memiliki efek detoksifikasi atau membersihkan racun dalam tubuh.

Kemudian, Jamu sinom yang terbuat dari serai, daun kates, daun kembang sepatu, dan gula aren sering digunakan untuk meredakan panas dalam tubuh dan memberikan sensasi segar.

Sedangkan jamu galian singset yang berbahan dasar sirsak, meniran, dan temulawak diklaim dapat membantu dalam program penurunan berat badan.

Adapun jamu yang terbuat dari bahan-bahan seperti daun pandan, cengkeh, dan merica yaitu jamu berlian yang diketahui membantu meredakan gangguan pernapasan seperti batuk.

Ilustrasi sampul oleh azerbaijan_stockers via Freepik