Indonesia kaya akan budaya hingga kulinernya. Salah satunya ialah ‘Tengkleng’ yang merupakan kuliner daerah khas Solo dan mengandung nilai sejarah.
Ternyata kuliner ini sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang loh. Saat itu masyarakat Indonesia tengah sengsara, merasakan lapar untuk berjuang demi negara yang merdeka dan kesulitan mendapatkan bahan pangan. Akhirnya rakyat Solo menggunakan bahan seadanya untuk diolah menjadi sebuah masakan yang bisa dimakan saat lapar.
Mereka memutar otak untuk berinovasi, memanfaatkan limbah makanan agar bisa dijadikan sebuah masakan. Adapun yang diolah ialah limbah kambing, tersisa hanya tulang yang bisa dimasak. Karena biasanya tulang dan jeroan tidak dikonsumsi oleh masyarakat berekonomi tinggi saat itu, jadi rakyat menengah kebawah mengambil tulang-tulang tersebut untuk dijadikan sebuah masakan. Sedangkan bagian dagingnya dinikmati oleh kaum atas seperti nyonya dan tuan di zaman itu.
Selain itu nama Tengkleng diambil dari kisah kehidupan pada zaman dahulu. Saat itu, masyarakat menengah kebawah hanya memiliki piring yang terbuat dari bahan ‘gebreng‘ atau bahan dari seng. Sehingga jika tulang tersebut diletakkan dalam piring akan berbunyi ‘kleng-kleng-kleng’.
Cara pembuatannya cukup mudah, namun memerlukan waktu lama untuk merebus tulang agar keluar sari-sarinya sehingga kuahnya akan terasa lebih gurih. Kemudian untuk bumbunya digunakan rempah-rempah khas Indonesia seperti kelapa, jahe, kunyit, serai, daun jeruk segar, lengkuas, kayu manis, daun salam, cengkeh kering, bawang putih, bawang merah, garam dapur, kemiri, dan pala. Membuat cita rasa dari Tengkleng semakin harum dan sedap saat disantap.
Biasanya cara menyantap Tengkleng yakni dengan ‘dibrakoti‘ atau ‘dikrikiti‘ (bahasa Solo), yaitu digigit pada bagian tulang sampai tak tersisa daging yang menempel. Karena walaupun bahan utamanya tulang, tulang tersebut masih memiliki daging atau otot yang menempel.
Selain itu ada sensasi khas dalam menikmati Tengkleng, yaitu dengan menghisap secara sedikit demi sedikit sumsum yang ada di tulang kambing, yang telah tercampur dengan kuah yang kaya akan rempah-rempah.
Meskipun muncul sebagai masakan “sisa”, tengkleng kemudian mendapatkan tempat istimewa dalam kuliner Jawa karena cita rasanya yang khas dan enak.
Seiring waktu, tengkleng pun menjadi hidangan yang dikenal secara luas di Indonesia, tidak hanya di Solo tetapi juga di berbagai daerah lainnya. Semakin berkembangnya zaman tengkleng memiliki berbagai variasi, tergantung daerah masing-masing.
Kontributor & Tim Redaksi Konsumenesia
Tapi kalau gak ada uang untuk beli makanan di atas tetap gak bagus mood nya ????
Enak makan disini, tempatnya luas, penyajian cepat.. Kemarin makan disini, pengen coba nasi liwet rame2 tapi gak jadi karena cuma…
Mantep nih tipsnya
2 hari yll cobain pakai Whoosh, nyaman sekali.. Baru juga duduk ngobrol sebentar sama sebelah tiba2 sdh sampai Sta Tegalluar
Bukti nyata industri film bisa mendorong pariwisata lokal