Connect with us

Silakan masukkan kata kunci pencarian

KonsumenesiaKonsumenesia

Lifestyle

Tren Tagar ‘Desperate’ di LinkedIn Gen Z: Apa Makna Dibaliknya?

Tagar #desperate di LinkedIn sedang tren di kalangan Gen Z, menggambarkan perjuangan mereka dalam mencari kerja dan menghadapi tekanan dunia profesional serta situasi ekonomi yang sulit.

Ilustrasi LinkedIn (foto: Airamdphoto via pexels)

Belakangan ini tagar #desperate sedang menjadi tren di LinkedIn, terutama di kalangan Gen Z, sebagai bentuk ekspresi perjuangan mereka dalam menghadapi tantangan dunia profesional.

Meskipun kata “desperate” secara harfiah berarti putus asa, dalam konteks ini, tagar tersebut menjadi simbol keterbukaan dan keberanian untuk berbicara tentang realitas dunia kerja yang sering kali penuh tekanan.

Apa Itu ‘Desperate’?

Dalam tren ini, tagar #desperate bukan hanya mencerminkan perasaan frustasi karena sulitnya mencari pekerjaan atau tekanan karier, tetapi juga menjadi ruang bagi para profesional muda untuk jujur tentang tantangan yang mereka hadapi. Di tengah ekspektasi untuk selalu menampilkan kesuksesan dan optimisme di platform seperti LinkedIn, tren ini menawarkan narasi yang lebih realistis, di mana kegagalan dan kesulitan dapat dibagikan secara terbuka.

Mengapa Tren Ini Populer di Kalangan Gen Z?

  1. Tekanan Ekonomi dan Persaingan Karier
    Banyak anggota Generasi Z baru saja memulai perjalanan karier mereka dan menghadapi tantangan seperti krisis ekonomi global, dampak pandemi, dan pasar kerja yang semakin kompetitif. Tagar #desperate menjadi alat untuk mengekspresikan ketidakpastian yang mereka rasakan, sekaligus mencari dukungan dari komunitas mereka di LinkedIn.
  2. Keterbukaan Terhadap Kerentanan
    Berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung menutupi kerentanan, Gen Z lebih terbuka dalam membicarakan kesehatan mental, perjuangan emosional, dan tantangan karier. Tren ini memberikan tempat bagi mereka untuk saling terhubung dan merasa tidak sendirian dalam menghadapi tekanan dunia profesional.
  3. Menembus Norma LinkedIn
    LinkedIn umumnya dikenal sebagai platform profesional yang berfokus pada keberhasilan dan prestasi. Namun, melalui tren #desperate, Gen Z menantang standar ini dengan menunjukkan bahwa dunia kerja tidak selalu sempurna. Mereka menyoroti realitas yang lebih kompleks, di mana perjuangan dan kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.

Tren #desperate di LinkedIn menjadi cermin dari cara Generasi Z menavigasi dunia kerja modern yang penuh tantangan. Alih-alih hanya berbagi kesuksesan, mereka memperlihatkan sisi kerentanan dan kejujuran, yang pada akhirnya membangun solidaritas di antara mereka yang merasakan hal serupa.

Dengan tren ini, Gen Z berupaya menciptakan ruang yang lebih realistis dan inklusif di dunia profesional.

Berikan penilaian Anda
[Total: 0 Rata-Rata: 0]
Penulis

Kontributor & Tim Redaksi Konsumenesia

Klik untuk beri komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement

BACA JUGA

Lifestyle

Gen Z sering kali merasakan mental down karena berbagai tekanan yang dialami baik itu dari lingkungan keluarga, pekerjaan atau sekolah.

Hobby

Toko pernak-pernik Ataru kini hadir dengan cabang baru di living world kota wisata.

Lifestyle

Menurut Survei Penetrasi Internet Indonesia 2024, Generasi Z, kaum muda kelahiran1997-2012 mendominasi penetrasi internet di Indonesia.

Lifestyle

Konsumtifisme adalah gaya hidup yang memiliki dampak buruk termasuk pada keuangan di masa depan. Simak penjelasan bahaya dan contoh dari konsumtifisme.

Advertisement