Connect with us

Silakan masukkan kata kunci pencarian

KonsumenesiaKonsumenesia

Kesehatan

Bahaya Makan Gorengan bagi Kecerdasan Anak, Intip Penjelasannya!

Gorengan memanglah makanan yang murah dan mudah untuk dicari. Namun pertimbangkan dampaknya, khususnya pada anak!

Illustrasi gorengan: Pexels/Davis Arenas

Gorengan sudah menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia. Selain harganya yang murah meriah, gorengan dapat ditemukan dengan mudah di berbagai tempat.

Namun muncul mitos seputar hubungan antara makan gorengan dan kesehatan kognitif, terutama pada anak-anak, yang sering kali menjadi topik perdebatan.

Salah satu mitos yang cukup umum adalah pernyataan bahwa makan gorengan dapat membuat anak menjadi bodoh.

Mitos tersebut mungkin berasal dari persepsi bahwa makanan berlemak dan berminyak dapat berdampak negatif pada kesehatan secara umum, termasuk kesehatan otak. Selain itu, beberapa orang mungkin mengaitkan konsumsi gorengan dengan gaya hidup yang kurang sehat secara keseluruhan.

Gorengan umumnya memiliki kandungan lemak jenuh dan trans yang tinggi, yang diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan obesitas. Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi lemak trans secara berlebihan dapat memberikan dampak buruk pada perkembangan otak anak.

Lemak trans dapat mengganggu fungsi kognitif termasuk kemampuan belajar, mengingat, dan memproses informasi. Anak-anak yang mengonsumsi lemak trans secara rutin mungkin mengalami kesulitan belajar dan konsentrasi di sekolah.

Hal itu juga dapat mengganggu pembentukan sel otak dan menghambat pertumbuhan jaringan saraf. Ini dapat berdampak negatif pada kemampuan anak untuk belajar, berpikir, dan memecahkan masalah.

Dengan demikian, orang tua harus lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh anak. Sebaiknya konsumsi makanan bergizi tinggi seperti buah-buahan, sayuran, ikan, dan kacang-kacangan yang telah terkait dengan kesehatan otak yang baik dan kinerja yang optimal.

Advertisement. Scroll to continue reading.
Berikan penilaian tentang Gorengan
[Total: 0 Rata-Rata: 0]
Penulis

Kontributor & Tim Redaksi Konsumenesia

Klik untuk beri komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement

BACA JUGA

Lifestyle

Banyak anggapan tidak boleh memotong kuku bayi sebelum usia bayi 40 hari. Namun, ternyata ini faktanya.

Lifestyle

Kasus kekerasan di sebuah daycare yang terekam CCTV membuat orang tua khawatir. Memilih daycare yang aman dan terpercaya sangat penting untuk kenyamanan dan keselamatan...

Kesehatan

Para orang tua wajib tau gejala lupus yang ternyata risiko terbesarnya ialah kematian. Dengan mengetahui sejak dini gejalanya, orang tua dapat mengambil tindakan medis.

Kesehatan

Anak SD di Cirebon alami depresi berat hingga putus sekolah. Ini menjadi contoh bagi para orang tua untuk kenali tanda depresi pada anak.

Advertisement